Laman

Sabtu, 22 Januari 2011

Karena Ku Yakin Tulang Rusuk Tidak Akan Tertukar

Kau bilang, “ana akan ta’aruf dengan ukhti beberapa tahun lagi ketika ukhti sudah lulus”
 
(aku bilang) "Buat apa kau katakan itu skrg akhi... Jika belum siap adalah jawabannya,, lalu kenapa harus kau katakan rencanamu itu padaku..Tidak taukah engkau,, kata2mu itu bisa menggoyahkan kekokohan iman yang sedang susah payah ku bangun.."

Lalu ketika kau bilang, “ana ingin jaga hati ana untuk ta’aruf dengan ukhti nanti”
 
(aku bilang) "Lantas, apakah dgn kau bilang begitu dan sering menelfonku itu artinya tidak mengotori hatimu?
Kau memang sudah seharusnya menjaga hatimu sampai tiba waktunya nanti untuk kau berikan seutuhnya kepada wanita yang berhak.. tapi kan belum tentu wanita itu aku..."


Ketika kau bilang “ati2 ya di sana.. jaga diri baik2..”
 
(aku bilang) "Bukannya aku ga suka diperhatiin dan dijagain. Tp cukuplah Allah yg menjagaku..
Dan tanpa kau bilang begitu pun aku akan berhati2 di sini dan menjaga diriku dengan baik untuk suamiku nanti.. dan itu belum tentu kau.."


Ketika kau bilang “ana harap ukhti tidak ta’aruf dengan org lain sebelum ana"  

(aku bilang) "Kurang jelaskah jawabanku,, aku tidak bisa menjanjikan apa pun.. karena aku tak tau apa yang akan terjadi padaku nanti..."
 
Sebuah kutipan yang perlu kau ketahui:Wahai akhwat, jika datang kepadamu laki-laki baik-baik yang melamarmu, maka bisa jadi dialah pangeranmu.
Wahai ikhwan, jika gadis pujaanmu telah dilamar orang, maka lupakanlah. Karena bisa jadi dia bukan permaisurimu

Aku yakin kau tau janji Allah.. laki-laki yang baik hanya untuk wanita yang baik..
Maka kalau memang nantinya kita tak berjodoh,, ya itu artinya barangkali aku tak cukup baik untukmu.. pastinya ada wanita lain yang baik untukmu..

Dan yakinlah... kalau memang aku bukan tulang rusukmu,, maka apa yang kau rencanakan itu tak akan pernah terjadi...


Dan jika aku ini tulang rusukmu, maka tanpa kau minta aku untuk tidak ta’aruf dengan orang lain pun, aku akan tetap jadi pendampingmu..
 
Karena ku yakin,, tulang rusuk tidak akan tertukar

smoga bermanfaat,,hanya mengingatkan..

Sedikit kisah nyata dari sahabatku ini semoga dapat diambil ibrohnya.

Dia, gadis manis sahabat karibku, sebut saja dia bunga.

Sejak kecil dia aktif di dunia tari. Yah karena aktifitasnya banyak berkecimpung di dunia tari, pakaian yang dikenakan………hmmm,,, kayak pakaian adeknya gitu,, orang sempitnya super, kayak pakaian kurang bahan.

Beberapa bulan aku harus ke luar kota sehingga lama juga ku tak bertemu dengannya, apalagi saat keluar kota aku putus komunikasi ma dia, soalnya jaman dulu masih langka tuh orang yang punya HP.. hehe.. tapi si bunga dah punya HP, jd aku cuma nyimpen nomer HP dia di buku catetan ku.

Alhamdulillah, sehari sebelum aku pulang ke kampung halaman, yah kampung halaman bunga juga, aku dibeliin HP sama ayah,, senengnyaaaaa… heheee.. langsung nih aku coba sms bunga, ku cari nomer HP dia di buku catetan ku, untung masih ada dan masih aktif. Aku kasih tau dia kalo aku besok mau pulang. Mengetahui hal itu bunga langsung bales, “Alhamdulillah ukhti sayang, bunga kangeeeeeennnn, bunga tunggu di rumah ya besok, barokallahu fiik”

Hah, kaget pikirku, sejak kapan bunga pake ukhti ukhti segala? Pake bahasa arab pula. Langsung ku bales smsnya, “eh sejak kapan kau pake bahasa kayak gitu bunga? Ada angin apa nih? Belajar darimana? Hehehe :P “

Eh si bunga balesnya singkat banget, “besok saja ya ceritanya kalo dah pulang, hehe”

***

Alhamdulillah akhirnya pulang juga ke kampung halaman walau hanya 3 bulang pergi tapi kangen banget. Tanpa pikir panjang aku langsung ke rumah bunga, penasaran banget sama tuh anak sekarang, tambah gimanaaaa sejak 3 bulan yang lalu tak pernah bertemu.

Nyampe rumahnya, ku ucapkan, “assalamu’alaikum”

Terdengar jawaban dari dalam rumah, “wa’alaikumussalam warohmatullah”

Setelah itu pintu dibuka,,, (haaaa tercengang banget dah pokoknya diriku) apa yang aku lihat ini??? Beneran kah ini bunga sahabatku dulu??

Rambutnya yang dulu sering ia model dengan model yang aneh-aneh, sekarang ia tutup dengan kerudung yang gedhe, pakaian yang dulu kayak kurang bahan dan lebih pantes dipake adeknya yang masih TK, sekarang dah berubah menjadi pakaian yang longgar sehingga lekuk tubuhnya tak terlihat, pergelangan kaki yang dulu sering ia hiasi dengan gelang kaki, sekarang tertutup rapi dengan kaos kaki.

Subhanallah, Allahuakbar!!! (kaget, kagum, heran, seneng, bingung, yah semua bercampur menjadi satu ketika pertama kali ku lihat penampilannya yang sangat beda dari biasanya)

Lamaaaa ku pandangi penampilannya yang anggun itu lalu tiba-tiba dia mengagetkan ku, “hai kenapa bengong mbak? Ayo masuk ke dalam. Duduk dulu ya”

Lalu bunga masuk dan keluar lagi dengan membawakan 2 gelas air teh dan sepiring kue.

Dia duduk di sampingku sambil mempersilakan, “ayuk mbak diminum dulu”.

Tanpa memikirkan ajakan bunga untuk minum, aku malah tanya kpd dia, “sejak kapan dek kamu berpenampilan seperti ini?”

Dengan tersenyum dia menjawab, “sekitar 2 bulan yang lalu mbak, setelah aku salah potong model rambut, aku malu dengan model rambut yang sekarang, jadi aku tutup deh pake kerudung. Awalnya sih Cuma pake krudung yang hanya sebatas menutup sampe leher gitu, ehhh tapi ada temenku yang usil menyibakkan kerudungku, hufth, jadi aku putuskan untuk berkerudung besar biar temen-temenku yang usil itu gak bisa menyibakkan kerudungku lagi. “

Lalu ku sahut, “oooo itu yang membuatmu jadi berubah gini?”

Bunga menjawab,”iya, tapi apa yang aku rasakan setelah berkerudung besar, berpakaian longgar dan tertutup rapi seperti ini sangat nyaman, dibandingkan dulu tuh ketika aku berpakaian ketat. Dulu tersiksa deh rasanya dengan mode pakaian yang ku kenakan, tapi karena dulu pikiranku ingin tampil mengikuti perkembangan mode anak-anak remaja jaman sekarang, yahhhh aku tahan-tahan deh ketidaknyamanan pake kayak gitu.”

Hehehe, tertawa aku mendengar dia bilang bahwa sebenarnya merasa tersiksagara-gara berpakaian ketat dan harus menahan ketidaknyamanan berpakaian kayak gitu demi mengikuti trend mode. Trus ku bales deh jawaban dia,”trus jika rambut kau sudah bagus kayak dulu, apa kamu mau menanggalkan kerudung dan pakaian muslimahmu itu?”

Bunga langsung jawab, “kagaaaaaakkk,, insya ALLAH aku akan tetap memakai pakaian yang telah disyari’atkan oleh agama kita. Dah ada tuh perintahnya di surah An Nur ayat 31 dan Al ahzab ayat 59. Hehehe, kayak orang sok paham agama aja ye kata2 bunga tadi, hehe. Tapi semenjak bunga berbusana muslimah seperti sekarang, itu menumbuhkan semangat bunga untuk memperbaiki diri, semangat untuk lebih memperdalam ilmu agama. Tau sendirilah kau mbak, seperti apa aku dulu, kalo bicara sering banget pake ngabsen penghuni kebon binatang, ahh malu sangat lah aku sekarang, dan dengan pakaian ku ini aku jadi termotivasi untuk menjaga lisan ku agar gak kayak dulu lagi yang hobi menggosip dan berkata-kata kotor.

Astaghfirullah.

Tersenyum aku mendengar jawaban dia, lalu ku lontarkan pertanyaan lagi, “trus apa masih sering kau rangkul sana sini sama cowok-cowok yang bukan mahram, sering boncengan sama mereka juga?”

Kemaren sih aku pernah boncengan sama cowok, ehhhhh guru ngajiku lihat, pas sepulang liqo’ aku disidang deh,, ditanya-tanya tentang siapa cowok itu soalnya guruku tau kalo aku gak punya saudara cowok, dengan kikuk aku jawab kalo dia temenku. Dengan lembut guru ngajiku menjelaskan bahwa seorang akhwat harus bisa menjaga sikap kepada orang yang bukan mahram, pesannya juga “lain kali jangan diulangi lagi ya dek”.

‘Hehe, ku ingat tuh pesen guruku ngaji. Jadi aku sekarang mulai jaga jarak dengan orang yang bukan mahram, gak pake mepet2, gak pake rangkul2, gak pake bonceng2an lagi.” Jawab bunga menambahkan.

“Lhah trus pacarmu kau kemanakan??” langsung terceplos pertanyaan itu, karena aku tau bahwa bunga sayang banget sama pacarnya, apalagi dah akrab dengan keluarganya.

Bunga menjelaskan,”bunga putusin, lhah malu juga lah mosok ya jilbaber masih pacaran, bunga memang sayang ma dia tapi bunga jauh lebih cinta pada ALLAH. Kata guruku ngaji, pacaran itu mendekati zina padahal agama sudah melarang kita mendekati zina seperti firman ALLAH dalam surat Al-Isra’ ayat 32, Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk.”

“Subhanallah, tambah pinter aja kau dek baru 3 bulan ku tak bertemu denganmu sekarang dah berubah drastis kayak gini”, sahutku.

“Ahh mbak ini lho berlebihan banget, orang bunga juga masih awam kok, jika ada kebenaran dari apa yang bunga sampaikan itu kan datangnya dari ALLAH. gini mbak, disekolah tuh bunga diejek sama temen-temen, katanya kayak superman, kayak pake mantel, kayak pake selimut, yah masih banyak lagi ejekan yang lain deh, tapi bunga mah PD aja, orang mereka yang bermaksiat aja PD kok ngapaen bunga yang berusaha menjalankan syari’at islam malah minder”, sambung bunga.

“Hehe,, sip sip sip, bagus dek. Trus gimana ekspresi temen2mu saat melihat perubahan penampilan kau ini?” tanyaku penasaran.

Bunga menjawab, “yahhh pada heran sih mbak, menganggap bunga aneh juga, hehe, tapi biarlah cuek aja”

***

Suatu hari sepulang shalat ied di lapangan, bunga bertemu dengan kakak kelasnya dulu waktu SLTP.

Langsung deh temennya itu mendekati bunga, dia pengang tangan bunga sambil menunjukkan ekspresi wajah keheranan dan dilihatnya tuh penampilan bunga dari atas sampe bawah sambil dia bertanya,”waaahhh tambah cantik nih, kok bisa dek???”

singkat bunga menjawab, “aamiin, Alhamdulillah, makasih mbak.”

Kata2 bunga tuh yang masih sering kuingat ketika ia dipuji, selalu jawab, aamiin, Alhamdulillah, makasih. Lalu ku tanya, “kenapa dek tiap kali dipuji kamu selalu menjawab : aamiin, Alhamdulillah,Makasih,?”

Sambil tersenyum dia menjawab,” iya mbak, karena bunga anggap bahwa itu adalah do’a, maka bunga jawab “aamiin”. Dan segala yang baik itu datangnya dari ALLAH dan hanya Dia lah yang pantas untuk dipuji, maka bunga mengembalikan semua kepada ALLAH dengan mengucap “Alhamdulillah”, dan atas do’a dari mereka bunga ucapkan terimakasih”

*******************

Cerita ini adalah kisah nyata dari seorang sahabatku -tapi maaf namanya saya samarkan-, bunga yang dulu keras kepala jika dinasehati untuk berhijab tapi Alhamdulillah, ALLAH memberikan hidayah-Nya lewat salah potong rambut. Dan sekarang dia sudah tumbuh menjadi seorang muslimah yang cantik dan anggun, tetep istiqomah dengan hijabnya.

Yah kau memang seperti bunga mawar berduri, cantik tapi tetap terlindung dengan hijab yang kau pakai.

Diambil dari : http://www.facebook.com/note.php?note_id=165580470119166&id=98932247389

Hidayah itu Datang Kepadaku di Malam Minggu

Sore itu, seperti biasa aku menjalankan tugasku sebagai satu-satunya seorang gadis di rumah, yaitu menyiram bunga dan menyapu halaman. Aku memang menyukai tanaman bunga dan sangat menekankan hidup bersih, sehingga tanpa rasa bosan hampir setiap sore kujalani kegiatanku itu.

Sedang asyik-asyiknya aku menyiram bunga, tiba-tiba terdengar suara...

“Aida...rajin amat lu, jalan-jalan yuks sambil ngabuburit…??” Kulihat teman lamaku, Meli dan seorang cowok yang tidak lain adalah pacarnya dengan kendaraan sepeda motor menyapaku.

”Owh Mel, iya neh seperti biasa...mau kemana sore-sore gini?" Jawabku sambil sedikit memainkan selang air, menunjukkan kegiatanku.

”Mau ngabuburit Ai, ikut nggak?”

”lanjut aja dech, liat sendiri kan...aku lagi maenan air neh, hehehe”

”Oke, tinggal dulu yah...jangan diminum tuh air. xixixi” Meli pamit sambil tertawa kecil, sementara si Deni meng-anggukan kepalanya sebagai isyarat kalo dia juga izin pergi.

”Siipp, ati –ati di jalan ya..”


Percakapan kami terhenti sampai disitu. Tidak berapa lama mereka menghilang dari penglihatanku.

Melihat mereka berdua (Meli dan Deni mengingatkanku beberapa waktu yang lalu, saat-saat aku masih menggeluti dan menikmati indahnya pacaran. Sebelum akhirnya aku sadar, bahwa indahnya pacaran yang aku rasakan itu ternyata hanyalah JEBAKAN SYETAN yang terkutuk, yang senantiasa mengajak manusia dijadikan temannya di Neraka nanti. Na’udzubillah....

Ternyata dulu aku telah membuat para Iblis itu menari-nari dan berpesta pora karena langkah yang sangat kunikmati, Pacaran. Yang aku tahu hanyalah indahnya jalan-jalan bersama seorang cowo’ sambil pegangan tangan. Status jomblo tak boleh lebih dari dua bulan ’hinggap’ dipunggungku, artinya aku harus punya pacar lagi setelah dua bulan menjomblo. Siapa yang bakalan manjain aku, siapa yang akan kirim SMS ”Sayang, udah makan belom?”. Teman-teman yang punya pacar dengan mesranya jalan-jalan, sambil berpelukan diatas sepeda motor, masa’ iya aku harus menjomblo? Ih, nggak banget lah!. Kataku dalam hati. Saat itu, status jomblo bikin hidup nggak nyaman banget pokoknya. Hidup bener-bener terasa sepi!


Tapi itu dulu.

Malam Minggu beberapa bulan yang lalu, ketika genap usia ’kesendirianku’ dua bulan.

Aku membuka akun fesbukku, kulihat di beranda seseorang membuat status ”Dosa itu mungkin manis rasanya”. Status yang ditulisnya menurutku bagus. Penasaran, kulihat profilnya. Ternyata ia sebaya denganku, lahir di tahun 90-an. Barisan panjang tentang Islam kubaca di profil dan catatan-catatan kecilnya. Malam itu, sepertinya ada rasa kagum menghampiri hatiku. Aku smakin penasaran!. Setelah membaca profil, kulanjutkan ’pengintaian’ku dengan membuka album photo miliknya. Ada dua album. Berharap aku bisa melihat wajahnya, karena photo profil yang ia pasang hanya sebuah gambar bertuliskan ”La Tahzan”. Tapi nihil, ia sama sekali tidak meng upload photonya, isi dua album itu cuma tentang Islam dan seorang anak kecil yang mungkin itu photo keponakannya.

Singkatnya, Malam itu ke-BeTe-an ku terlupakan karena profilnya, langsung ’tancap gas’, segera kuketik pesan ke inbox-nya, ”Malam..Mba, kok photonya mbak nggak ada ya?, oya mbak, status mbak tu apa artinya?”, Dan pesan TERKIRIM. Isi pesanku tanpa salam ajaran Islam 

( Assalamu’alaikum )

Tak berapa lama..

”Iya Ukhti, di fesbuk ana memang tidak memajang photo. Sebab ana takut."

Mm, kadang ana liat temen-temen yang bangga banget melakukan dosa, dan mereka bahkan seperti membenci orang yang menyeru kebenaran. Status ana hanya sebuah perumpamaan, ukhti. Itu buat mereka ”

Begitu isi pesan yang ia kirimkan. Dan satu lagi, yang membuatku Ge-eR campur rasa nggak pantas adalah karena dia orang pertama sejagad raya ini yang memanggilku dengan sebutan Ukhti.

Beberapa kali kami saling berkirim pesan, dan di pesan terakhir ia memberikan alamat akun friendster. Menurutnya, ia masih memajang beberapa photo, itupun photo ketika ia menggendong keponakan yang masih bayi. Tak menghapusnya, sebagai tanda pernah eksis di situs pertemanan tersebut ujarnya dalam pesan yang diakhiri emo J.

Segera Mouse ini meng-klik alamat yang dituju, melihat paras seorang ukhti yang mengobati ”Saturday Stress” ku, Ukhti Neiva. Ia memperkenalkan namanya padaku.

”Subhanallah....engkau begitu cantik ukhti. Sungguh, aku benar-benar tak menyangka kalau ukhti secantik ini. Maafkan aku ukhti…. yang salah menilaimu”. Lama kupandangai wajah ukhti Neiva di photo itu. Tak sadar, air mata ini menetes membasahi pipi ketika aku teringat isi pesan di inbox-ku.

“Ukhti Aida, sengaja ana tidak memajang photo. Ana takut kalau photo-photo ana bisa membuat para ikhwan tidak khusyu’ dalam shalatnya karena sebelumnya telah melihat photo-photo ana. Dan ana takut seandainya hal itu benar-benar terjadi, tentulah di Akhirat nanti ana diminta pertanggung jawaban…”. Demikian isi pesannya, dan sangat besar kesalahanku, karena setelah membaca aku malah berkomentar “ Lebay ” terhadap isi pesannya itu.

“Ukhti Neiva, maafkan aku……
Ya Allah…ada hambaMu yang sangat takut terhadapMu, sementara aku disini sedang mengharapkan DOSA. Aku gelisah karna status jomblo masih dipundakku, Padahal saat inilah aku harus benar-benar hanya mencintaiMu. Ya Rabbi, Ampuni aku…“.
Teriakku dalam hati, dan air mata membanjiri seluruh area wajahku.

Aku bangkit dari posisi duduk, segera ke kamar mandi untuk berwudhu kemudian melaksanakan shalat Taubat. Dalam shalat, aku berdoa sebisaku. Memohon ampunan Allah.

Beberapa hari setelah aku mengenal ukhti Neiva, kehidupan mulai terasa indah kurasakan. Aku banyak belajar tentang Islam darinya. Dampaknya, selain melaksanakan Shalat lima waktu, aku juga mengenakan Jilbab.

”Allah mewajibkan wanita muslim untuk berjilbab” Ujar ukhti Neiva.

Cukup banyak ujian yang kuhadapi pada awal-awal aku berjilbab, tidak sedikit orang yang mengatakan ”Mau jadi ninja ya?”, atau ”Sok Iman banget seh”. Kalimat-kalimat itu memang membuat tidak nyaman, tapi tidak menyurutkan niatku untuk tetap berjilbab. Dalam hati aku berkata ”biarlah aku sok iman, daripada kamu sok bejat. Udah bejat, sok-sokan lagi, huft...”. Berusaha menghibur diri.

Tidak berapa lama setelah itu, aku meyakinkan diriku untuk tidak berpacaran lagi. ”Karena berpacaran sama saja dengan mendekati zina” aku sepakat dengan pernyataan itu. Cinta – cinta yang datang dari lelaki kuberanikan untuk menolaknya. Kini aku bahagia dengan status jomblo-ku, karena setiap hari yang ada hanya cinta terhadap Rabb-ku, bukan untuk lawan jenisku.

Diatas sajadah kecil ini, kalimat-kalimat penguat jiwa kutulis dalam hatiku bersama tetes-tetes lembut air mata

- Menjomblo bukanlah menyia-nyiakan masa muda, tapi justru memanfaatkan indahnya cintaku terhadap Rabb-ku lebih awal.

- Terlalu biasa jika usia tua dekat dengan Allah, tapi yang istimewa adalah ketika usia muda sudah ta’at kepadaNya.

”Yaa Allah, terimakasih Engkau telah menunjukkan jalan yang benar untukku melalui ukhti Neiva, jadikanlah kami hamba-hamba yang Istiqamah dalam melaksanakan seruanMu”.

”Terimakasih ukhti Neiva...”

***********************

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; Karena Sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi (karunia)". { QS. Ali ’Imran; 8 }

Ada yang mau meniru langkah ukhti Aida?


Cerita oleh: A. Ardians

Diambil dari : http://www.facebook.com/note.php?note_id=157514357592444

Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan

Assalamu’alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.

Syukur pada Allah yang masih mengaruniakan nafas padaku dan padamu untuk segera memperbarui taubat. Akhi, rasanya aku telah menemukan Kekasih yang jauh lebih baik darimu. Yang Tak pernah Mengantuk dan Tak pernah Tidur. Yang siap terus menerus Memperhatikan dan Mengurusku. Yang selalu bersedia berduaan disepertiga terakhir malam. Yang siap Memberi apapun yang kupinta. Ia yang Bertahta, Berkuasa, dan Memiliki Segalanya.

Maaf akhi, tapi menurutku kau bukan apa-apa dibanding Dia. Kau sangat lemah, kecil, dan kerdil dihadapanNya. Ia perbuat apa saja sekehendakNya kepadamu. Dan akhi, aku khawatir apa yang telah kita lakukan selama ini membuatNya cemburu. Aku takut, hubungan kita selama ini membuatNya murka. Padahal Ia Maha Kuat, Maha Gagah, Maha Perkasa, Maha Keras SiksaNya.

Akhi, belum terlambat untuk bertaubat. Apa yang kita lakukan selama ini pasti akan ditanyakan oleh Nya. Ia bisa marah, akhi. Marah tentang saling pandang yang pernah kita lakukan, marah karena setitik sentuhan kulit kita yang belum halal itu, marah karena suatu ketika dengan terpaksa aku harus membonceng motormu, marah karena pernah ketetapanNya kuadukan padamu atau tentang lamunanku yang selalu membayangkan wajahmu. Ia bisa marah. Tapi sekali lagi semua belum terlambat. Kalau kita memutuskan hubungan ini sekarang, semoga Ia mau Memaafkan dan Mengampuni. Akhi Ia Maha Pengampun, Maha Pemberi Maaf, Maha Penerima Taubat, Maha penyayang, Maha Bijaksana.

Akhi, jangan marah ya. Aku sudah memutuskan untuk menyerahkan cintaku padaNya, tidak pada selainNya. Tapi tak cuma aku, akhi. Kau pun bisa jadi kekasihNya, kekasih yang amat dicintai dan dimuliakan. Caranya satu, kita harus jauhi semua larangan-laranganNya termasuk soal hubungan kita ini. Insyaallah, Dia punya rencana yang indah untuk masa depan kita masing-masing. Kalau engkau selalu berusaha menjaga diri dari hal-hal yang dibenciNya, kau pasti akan dipertemukan dengan sorang wanita shalihah. Ya, wanita shalihah yang pasti jauh lebih baik dari diriku sekarang ini. Ia yang akan membantumu menjaga agamamu, agar hidupmu senantiasa dalam kerangka mencari ridha Allah dalam ikatan pernikahan suci. Inilah doaku untukmu, semoga kaupun mendoakanku, akhi.

Akhi, aku akan segera menghapus namamu dari memori masa lalu yang salah arah ini. Tapi, aku akan tetap menghormatimu sebagai saudara di jalan Allah. Ya, saudara di jalan Allah, akhi. Itulah ikatan terbaik. Tak hanya antara kita berdua, tapi seluruh orang mukmin di dunia. Tak mustahil itulah yang akan mempertemukan kita dengan Rosulullah di telaganya, lalu beliaupun memberi minum kita dengan air yang lebih manis dari madu, lebih lembut dari susu, dan lebih sejuk dari krim beku.

Maaf, akhi. Tak baik rasanya aku berlama-lama menulis surat ini. Aku takut ini merusak hati. Goresan pena terakhhirku ini adalah doa keselamatan dunia akhirat sekaligus tanda akhir dari hubungan haram kita, insyaallah.

Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh.

Rujukan Al Quran :
“……Boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kalian. Dan boleh jadi kalian mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian. Allah Maha Mengetahui sedang kalian tidak mengetahui.” (QS Al Baqarah, 2:216)

“ Syaithan itu memberikan janji-janji pada mereka, dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal tiadalah syaithan itu menjanjikan kepada mereka selain tipuan belaka.” (QS An Nisaa, 4:120)

http://ukhti-meili.abatasa.com/post/detail/9316/nikmatnya-pacaran-setelah-pernikahan

dari buku NIKMATNYA PACARAN SETELAH PERNIKAHAN karya Salim A.Fillah.
Intinya, buku ini mengajak kepada para ikhwan dan akhwat untuk menjauhkan diri dari yang namanya PACARAN, tunggulah sampai saat itu pun datang, semuanya akan indah pada waktunya. Namun bagi yang sudah terlanjur menjalin hubungan baik dengan ikhwan ataupun akhwat, berikut saya kutipkan sepucuk surat yang ditulis oleh penulis buku ini, isinya begini : (diumpamakan surat ini ditujukan untuk seorang ikhwan dari akhwatnya)