suasana English Club |
Assalamu'alaikum all...
Kali ini ini aku ingin berbagi kegiatan di tempat kerja ku..
Setiap Jum'at siang, disaat para Ikhwan sholat Jum'at, aku dan teman-teman kantor selalu mengadakan kegiatan English Club yang diusung oleh Teh Ruci. Setiap pekan dipilih seorang secara acak untuk jadi fasilitatornya dan mencari tema yang diinginkan. Dan saat itu, setelah pertemuan ke-10 akhirnya aku lah yang terpilih. Hehehee. Sempat ditunda seminggu karena deadline yang harus dikerjakan minggu itu juga. Hingga akhirnya minggu depan aku mengisi English Club dengan tema Housewife vs Career Mom \(^_^)/.
Kenapa aku mengambil tema ini?? Karena aku masih memikirkan tema sebelumnya yaitu Love Parenting yang diisi oleh Mba Santi. Semakin lama tema Mba Santi itu membahas tentang Ibu Rumah Tangga. Oleh karena itu aku melanjutkannya dan ingin mengetahui sejauh mana pendapat teman-teman Galaxy mengenai Ibu Rumah Tangga dan Ibu Karir.
Prolog yang aku kutip tentang tema diatas yaitu dari buku Sakinah Bersamamu karya Asma Nadia pada bab "Arti Bunda" mengenai kesimpulannya. Berikut beberapa kutipannya yang aku garis bawahi....
Seringkali
wanita berumah tangga dihadapkan pada pilihan meneruskan karir atau menjadi ibu
rumah tangga. Apapun pilihan yang diambil, keduanya memiliki kelebihan dan
kekurangan yang harus dipertimbangkan para mommies dengan mendalam. Biasanya
beberapa alasan yang menyebabkan wanita memilih menjadi karir diantaranya
adalah penghasilan suami yang belum memadai, sehingga merasa perlu bekerja agar
keuangan keluarga bisa tercukupi. Atau ingin bisa lebih memberi bagi orang tua
tanpa merepotkan suami. Tapi tidak
sedikit pula yang memilih menjadi wanita karir ketimbang ibu rumah tangga,
lebih karena menghindari kejenuhan dan suasana di rumah yang kegiatannya
itu-itu saja.
Tapi alasan
sebagian wanita yang memilih menjadi ibu rumah tangga pun tak kalah menariknya. Mereka memilih tinggal di rumah selain karena sudah fitrahnya sebagai seorang
istri, juga karena ingin meluangkan waktu sebaik mungkin dalam mengurus suami
dan mengurus anak-anak dengan kondisi tubuh dan pikiran tak terbagi. Dan masih
banyak alasan lainnya.
Namun
intinya menjadi ibu rumah tangga tidak perlu merasa rendah diri, apalagi hidup
dengan perasaan iri hati kepada para ibu yang bekerja. Sebab hal yang tak bisa
dinilai dengan apapun adalah jika kita bisa memberi perhatian pada anak sehingga
anak tumbuh dan berkembang dengan baik, serta tujuan membentuk keluarga yang
sakinah dapat tercapai.
Karir yang
melesat dengan cepat, penghasilan besar dan kedudukan yang tinggi menjadi tolak
ukur jika kita gagal memberi pengaruh baik pada anak-anak atau keluarga. Tentang
perasaan iri kepada ibu yang bekerja, jangan salah, tidak sedikit dari mereka
yang justru sangat ingin menjadi ibu rumah tangga yang full time di rumah,
sehingga bisa menemani anak-anak lebih sering. Pun dengan
perkembangan teknologi yang kian maju, jika tetap mau bekerja bahkan
mengembangkan karir, atau ingin member kontribusi social, sebenarnya bisa
dilakukan dari rumah. Dan semua itu dapat dilakukan tanpa mengorbankan anak dan
kepentingan anggota keluarga lainnya. Sedangkan
bagi ibu rumah tangga full time, beberapa hal yang bisa dilakukan agar menjadi
ibu rumah tangga yang bahagia namun tetap cerdas adalah banyak membaca yang
bersumber dari buku-buku, televisi, radio, internet, dan lainnya. Dengan begitu
kita akan selalu berpikir kreatif dan bisa mengembangkan hobi-hobi baru yang
inovatif dengan tetangga kita misalnya.
Demikian prolognya yang aku kutip dari Bukunya Bunda Asma Nadia... Semoga bisa diambil hikmahnya... Untuk Part 2 ditunggu yah (sedang dalam proses dan edit),,ada beberapa pendapat dari teman-teman Galaxy mengenai tema ini yang ga kalah serunya...