Laman

Rabu, 20 November 2013

Housewife vs Career Mom (Part 1)

suasana English Club
Assalamu'alaikum all...
Kali ini ini aku ingin berbagi kegiatan di tempat kerja ku..

Setiap Jum'at siang, disaat para Ikhwan sholat Jum'at, aku dan teman-teman kantor selalu mengadakan kegiatan English Club yang diusung oleh Teh Ruci. Setiap pekan dipilih seorang secara acak untuk jadi fasilitatornya dan mencari tema yang diinginkan. Dan saat itu, setelah pertemuan ke-10 akhirnya aku lah yang terpilih. Hehehee. Sempat ditunda seminggu karena deadline yang harus dikerjakan minggu itu juga. Hingga akhirnya minggu depan aku mengisi English Club dengan tema Housewife vs Career Mom \(^_^)/.

Kenapa aku mengambil tema ini?? Karena aku masih memikirkan tema sebelumnya yaitu Love Parenting yang diisi oleh Mba Santi. Semakin lama tema Mba Santi itu membahas tentang Ibu Rumah Tangga. Oleh karena itu aku melanjutkannya dan ingin mengetahui sejauh mana pendapat teman-teman Galaxy mengenai Ibu Rumah Tangga dan Ibu Karir.

Prolog yang aku kutip tentang tema diatas yaitu dari buku Sakinah Bersamamu karya Asma Nadia pada bab "Arti Bunda" mengenai kesimpulannya. Berikut beberapa kutipannya yang aku garis bawahi....

Seringkali wanita berumah tangga dihadapkan pada pilihan meneruskan karir atau menjadi ibu rumah tangga. Apapun pilihan yang diambil, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan para mommies dengan mendalam. Biasanya beberapa alasan yang menyebabkan wanita memilih menjadi karir diantaranya adalah penghasilan suami yang belum memadai, sehingga merasa perlu bekerja agar keuangan keluarga bisa tercukupi. Atau ingin bisa lebih memberi bagi orang tua tanpa merepotkan suami. Tapi tidak sedikit pula yang memilih menjadi wanita karir ketimbang ibu rumah tangga, 
lebih karena menghindari kejenuhan dan suasana di rumah yang kegiatannya itu-itu saja.
Tapi alasan sebagian wanita yang memilih menjadi ibu rumah tangga pun tak kalah menariknya. Mereka memilih tinggal di rumah selain karena sudah fitrahnya sebagai seorang istri, juga karena ingin meluangkan waktu sebaik mungkin dalam mengurus suami dan mengurus anak-anak dengan kondisi tubuh dan pikiran tak terbagi. Dan masih banyak alasan lainnya.

Namun intinya menjadi ibu rumah tangga tidak perlu merasa rendah diri, apalagi hidup dengan perasaan iri hati kepada para ibu yang bekerja. Sebab hal yang tak bisa dinilai dengan apapun adalah jika kita bisa memberi perhatian pada anak sehingga anak tumbuh dan berkembang dengan baik, serta tujuan membentuk keluarga yang sakinah dapat tercapai.


Karir yang melesat dengan cepat, penghasilan besar dan kedudukan yang tinggi menjadi tolak ukur jika kita gagal memberi pengaruh baik pada anak-anak atau keluarga. Tentang perasaan iri kepada ibu yang bekerja, jangan salah, tidak sedikit dari mereka yang justru sangat ingin menjadi ibu rumah tangga yang full time di rumah, sehingga bisa menemani anak-anak lebih sering. Pun dengan perkembangan teknologi yang kian maju, jika tetap mau bekerja bahkan mengembangkan karir, atau ingin member kontribusi social, sebenarnya bisa dilakukan dari rumah. Dan semua itu dapat dilakukan tanpa mengorbankan anak dan kepentingan anggota keluarga lainnya. Sedangkan bagi ibu rumah tangga full time, beberapa hal yang bisa dilakukan agar menjadi ibu rumah tangga yang bahagia namun tetap cerdas adalah banyak membaca yang bersumber dari buku-buku, televisi, radio, internet, dan lainnya. Dengan begitu kita akan selalu berpikir kreatif dan bisa mengembangkan hobi-hobi baru yang inovatif dengan tetangga kita misalnya.

Demikian prolognya yang aku kutip dari Bukunya Bunda Asma Nadia... Semoga bisa diambil hikmahnya... Untuk Part 2 ditunggu yah (sedang dalam proses dan edit),,ada beberapa pendapat dari teman-teman Galaxy mengenai tema ini yang ga kalah serunya...