Laman

Minggu, 11 November 2012

Hujan Oh Hujan

"Ya اَللّهُ jangan hujan dulu dong,,belum sampe tujuan ini.." Pintaku suatu hari.

Sebelum nonton Wisata Hati-nya Ustad Yusuf Mansur,,selalu begini nih mintanya. Padahal ternyata dibalik hujan itu sungguh banyak barokahnya lho, jadi kenapa harus ditunda-tunda yah? Hhmm.

Klo hujan mengeluh, klo panas apalagi. Heran deh yah, terus maunya apa?

اَللّهُ menciptakan manusia tempatnya keluh dan kesah. Tapi ga ada salahnya dong buat kita sekali-kali bersyukur tentang nafas ini yang selalu berhembus, tubuh ini yang begitu sempurna dan komplit, jantung ini yang masih berdetak, dan mungkin masih banyak lagi yang kita lupakan untuk selalu bersyukur kepada-Nya..?? Hujan pun juga begitu. Perlu banget disyukuri kalo lagi hujan. Kenapa??

وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْ بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهُ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ


“Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.”
(QS. Asy Syuura: 28)

 
إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاء أَنزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاء فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالأَنْعَامُ حَتَّىَ إِذَا أَخَذَتِ الأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنَّهُمْ قَادِرُونَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلاً أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا حَصِيدًا كَأَن لَّمْ تَغْنَ بِالأَمْسِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

 

“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang. Lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berfikir"
 


Alloh Ta’ala berfirman,

إِذْ يُغَشِّيكُمُ النُّعَاسَ أَمَنَةً مِّنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُم مِّن السَّمَاء مَاء لِّيُطَهِّرَكُم بِهِ وَيُذْهِبَ عَنكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَى قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الأَقْدَامَ


“(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu).”
(QS. Al Anfal: 11)  

Jadi sekarang sudah jelas kaaannn??!! Begitu banyak اَللّهُ berfirman dalam Al Qur'an mengenai betapa berkahnya hujan itu. Jadi buat apa bagi kita kalo sudah mendung dan mengusirnya? Kalo kehujanan berkeluh kesah,menggerutu?! Padahal rahmat اَللّهُ ingin dan sedang turun tapi engkau justru menolaknya dan mencacinya. Beristighfar lah kawan...

Sabtu, 10 November 2012

Negri 1000 Klakson

"Tiiinnnn Tiinnnn....!!!!"
Suara klakson dari arah belakang membuyarkan lamunan ku.
Padahal saat itu lampu merah lho, dan aku berada dijalur yang benar. Sungguh deh yah pengendara motor di Indonesia sekarang sangat "WAH" banget menurut ku. Walaupun sebenernya aku pun salah satu dari mereka, tapi untuk membunyikan klakson ada pada tempatnya juga. Seperti buang sampah yang pada tempatnya. :|.

Pernah aku baca sebuah buku mengenai kehidupan salah seorang muslimah di Jepang. Singkat cerita, ketika muslimah ini (sebut saja Aiko) berjalan disebuah lorong kecil, tanpa sadar dibelakang Aiko ternyata ada seseorang yang naik sepeda dengan pelan-pelan. Walaupun begitu si pengguna sepeda tidak berani untuk membunyikan bel sepedanya. Dan setelah diusut ternyata alasannya adalah karena di Negri Sakura ini sangat menghormati pejalan kaki. Itu hanya sepeda lhoo, belum motor ataupun mobil. Memang seharusnya kita jangan membandingkan dengan negara maju lainnya. Tapi alangkah baiknya jika kita bisa mengambil hal positifnya ;)).

Dan ketika aku pergi ke Adelaide Australia pun, disana juga sama sekali jarang untuk membunyikan klakson. Sedangkan untuk masalah lalu lintas dan transportnya sangat aku acungi jempol untuk mereka.

Jadi kenapa kita bangsa Indonesia tidak bisa seperti mereka?? BISAA,, KITA PASTI BISA..!! Caranya?! Yaa dengan itu tadi, belajar untuk menjadi manusia yang saling menghargai satu sama lain dan dimulai dari diri sendiri untuk bisa bersikap TERTIB. 

Jujur, angan-angan aku ketika balik lagi ke Indo pun adalah berjalan kaki di trotoar tanpa diklakson oleh pihak manapun. Kecuali jika aku memang jalan ditengah jalan gitu. Heheheee. 

INGAT YAA..!!!

Pesan aku (diulang lagi yah), semoga kita bisa menghargai para pejalan kaki dengan tidak menggunakan trotoar atau area hak untuk pejalan kaki demi kepentingan sendiri. Entah untuk berjualan ataupun untuk dilewati oleh kendaraan bermotor.

Kelak semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk aku, kamu, dan kalian.

SEE YAAA...!!! :))