Laman

Jumat, 23 September 2016

Khutbah Idul Adha 1437H

Assalamu'alaikum... Ayah Bunda apa kabar? Ada khutbah bagus yang ingin kami share nih. Penceramah Saifudin Ahmad, bertempat di Alun-alun Kuoarjo ketika sholat Idul Adha 1437H lalu.
Keteladanan adalah salah satu kunci sukses pendidikan. Contoh keteladanan mendidik anak yang baik bisa kita lihat dari cerita Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam menjalankan perintah Allah. Bukan karena Ismail adalah seorang nabi. Karena pada waktu Ismail mendapat perintah untuk disembelih, belia belum menjadi seorang nabi.Sedangkan dalam keluarga, Ayah adalah figur sentral. Keshalihan dirunya akan menjadi teladan hidup yang diserap oleh keluarganya. Bagi seorang anak, realita yang dilihat akan lebih terpaku di hati daripada apa yang didengar. Berapa kali pun orangtua menyuruh anak shalat, tapi kiha fakta yang dilihat oleh anak, orang tuanya malas shalat, perintah sholat itu akan menjadi angin lali. Berbeda jika orangtua rajin shalat, adakalanya, tak diperintahkan pun muncul keinginan dari anak untuk ikut shalat.
Berapa kali pun orang tua menyuruh untuk mengaji, tapi jika yang dilihat anak orangtua sendiri tak pernah mengaji, ia akan abai terhadap perintah untuk mengaji. Mungkin si anak berpikir, sebenarnya mengaji itu untuk apa? Toh selama ini, ayah ibuku juga tak pernah mengaji.
Mulailah dari diri sendiri. Jika kita mendambakan anak yang shaleh shalehah, shalehkan diri dan berusahalah menjadi orangtua yang shaleh. Jika kita ingin anak kita berbakti, kita juga harus berbakti pada orang tua kita. Bukankah tidak adil jika kita mengharap anak-anak kita berbakti, sementara kita sendiri tidak berbakti pada orangtua. Bukankah tidak adil jika kita menginginkan anak kita shaleh shalehah, sementara kita adalah pasangan yang tidak berusaha menjadi shaleh shalehah ?
Anak shaleh adalah kanzun, harta simpanan, investasi berharga dunia akhirat. Di dunia ia akan menjadi qurrota a'yun. Anak-anak yang menyejukan pandangan mata karena keshalihan dan ketaqwaan mereka. Dan di akhirat ia adalah harta yang tak ternilai harganya. Menjadi sumber pahala yang tidak putus meski hidup kita telah putus. Mampu menyelamatkan orangtua, saat amal orangtua tak lagi cukup menutupi dosa-dosanya.
Marilah kita berinstropeksi diri, Sudahkah kita berusaha menjadi pribadi yang shaleh dan bertaqwa? Seberapa besar usaha kita untuk mencapainya? Para ulam mengatakan bahwa anak shaleh shalehah adalah hibah, pemberian dari Allah. Tugas kita adalah memantaskan diri agar pantas mendapat anugerah itu. Caranya, berusaha sekuat tenaga menjadi orangtua yang shaleh dan shalehah.
Itulah kutipan khutbah yang kami dengar setelah sholat Id selesai. Semoga Allah senantiasa memudahkan usaha kita untuk menjadi hamba yang shaleh dan shalehah ya Ayah Bunda... Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar