Laman

Rabu, 23 Mei 2012

Shalat Dhuha

“Bagi masing-masing ruas dari anggota tubuh salah seorang di antara kalian harus dikeluarkan sedekah. Setiap tasbih (Subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahtil (Laa Ilaaha Illallaah) adalah sedekah, menyuruh untuk berbuat baik pun juga sedekah, dan mencegah kemunkaran juga sedekah. Dan semua itu bisa disetarakan ganjarannya dengan dua rakaat shalat Dhuha”. Diriwayatkan oleh Muslim

“Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditetapkan termasuk orang-orang yang lengah. Barangsiapa shalat empat rakaat, maka dia tetapkan termasuk orang-orang yang ahli ibadah. Barangsiapa mengerjakan enam rakaat maka akan diberikan kecukupan pada hari itu. Barangsiapa mengerjakan delapan rakaat, maka Allah menetapkannya termasuk orang-orang yang tunduk dan patuh. Dan barangsiapa mengerjakan shalat dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di Surga. Dan tidaklah satu hari dan tidak juga satu malam, melainkan Allah memiliki karunia yang danugerahkan kepada hamba-hamba-Nya sebagai sedekah. Dan tidaklah Allah memberikan karunia kepada seseorang yang lebih baik daripada mengilhaminya untuk selalu ingat kepada-Nya” Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani.[17]


Ada yang tau ga kalo dhuha itu hutang kita ke Alloh? Hutang 2 rokaat sehari. Yang kalo ga dibayar, maka numpuk. Loh loh, kan sunnah? Betul dhuha emang sunnah. Tapi sunnah muakkadah. Sunnah yang teramat penting. Yang kalo ditinggal, ya ada juga “resiko”nya. Sunnah muakkadah kalo ditinggal dalam waktu yang lama, tidak dijalankan dalam waktu yang lama, sangat negatif ke kualitas kehidupan & rizki.

Gini ya, kenapa saya (Ustad Yusuf Mansur) sebut sebagai hutang. Dalam 1 hari, sejak awal pagi, sampe pagi lagi, kita itu sesungguhnya kudu sedekah tanpa putus. Tiap sendi kita, dituntut sedekahnya. Kudu bayar. Ya iya lah. Untuk oksigen tambahan aja, kita kudu bayar. Mahal banget. Kalo anfal. Nah, apalagi oksigen yang kita hirup, free 24 jam. Ternyata ga bnr kan free itu. Kudu bayar. Dituntut sedekahnya. Belom lagi mata, dan lain-lain. Pokoknya kudu bayar. Dan ga bakalan kebayar. Siapa juga yang mampu bayar semua rizki & nikmat Alloh? Sistem pernafasan yang komplit. Sistem pencernaan, sistem penglihatan, pendengaran, & semua tubuh kita adalah keajaiban-Nya. Ini semua Allah adakan sedekah atasnya. Kitanya aja yang merasa free-free aja. Bebas-bebas aja. Ga ada tanggung jawab, ga ada beban, ga ada kewajiban. Padahal engga gitu. Nyatanya tidak sedikit nikmat yang Allah kurangi, bahkan Allah cabut. Sebab diantaranya kitanya ga atau kurang bersyukur.

Terus persoalannya, kalau bayar, dari pagi sampe pagi, atas semua rizki yang Alloh kasih, harus bayar berapa? Ga ada yang sanggup bayar. Dan Alloh maklum itu. Ga bakalan ada yang bisa bayar atas semua rizki & nikmat-Nya. Karena itu Allah cukupkan bayarannya dengan dhuha. Allah cukupkan kewajiban kita bayar kepada Alloh, dengan dhuha 2 rokaat di pagi hari. Subhaanallaah, baik ya? Tukerannya Maha Ringan. Ya. Harusnya Maha Ringan. Ga ada bandingannya 2 rokaat dengan kewajiban bayar 1 hari POL rizki & nikmat Allah. Mestinya. Dan itu sekaligus memberi pemahaman kepada kita, betapa besarnya dhuha itu. Nilainya sebanding dengan seluruh bayaran Allah atas makhluk-Nya. Begitulah. Dhuha 2 rokaat, menjadi bayaran kita kepada Allah. Allah mencukupkan diri-Nya “dibayar” oleh kita, dengan tambahan dhuha 2 rokaat di pagi hari. Luar biasa. Tentunya, itu kalau syarat minimal, dipenuhi & terpenuhi juga. Yakni soal shalat 5 waktunya. Tertib, bagus, tpt wkt, jamaah, di masjid. Artinya, kalau dhuhanya cakep, trus shalat fardhunya ga cakep, ya tentu “bayaran” itu akan kurang juga dan akan ada yg diambil oleh Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar